
Abstrak
Dipentaskan di hadapan James I di tengah paranoia anti-Katolik yang menyusul Gunpowder Plot, The Devil’s Charter karya Barnabe Barnes mendramatisasi kehidupan dan kepausan Alexander VI. Mengadaptasi kembali sejarah kontemporer untuk panggung, Barnes membawa dua inovasi utama pada narasi yang dibangun di sekitar keluarga Borgia pada abad sebelumnya: penggambaran Lucrezia Borgia sebagai mariticide dan Alexander sebagai sodomi. Dengan menganalisis tragedi tersebut dengan latar belakang tulisan anti-paus modern awal, artikel ini mengeksplorasi bagaimana Barnes mendramatisasi wacana anti-Katolik kontemporer dan, mengikuti contoh para satiris, polemikus, dan komentator Apokaliptik, membawa ke panggung hubungan kontemporer antara pelanggaran seksual dan kekacauan sosial-politik. Meskipun kurang mendapat perhatian ilmiah, The Devil’s Charter menawarkan contoh yang jelas tentang betapa pentingnya representasi gender dan seksualitas dalam wacana anti-Katolik.